TEORI FAKTOR (Psikologi Kepribadian)



MAKALAH
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
TENTANG
TEORI FAKTOR
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9sUDYTGQZv6R-5rnjxDZQKU1XCSJF-rvbE0dEhR8YC41sqHzEIqYzA2uyXUsNjwZ-JaMC_Dm9CtKhde8RSJYBmSQ_dNxKMxr99CADIThBesLPqtbyczWOAfrp4lLadcRKrGmIp1cknX8/s226/logo+warna+OK.bmp
DISUSUN OLEH :
BK/012/E
KELOMPOK XI
§      ABDUH PURNAMA PUTRA        (12060162)
§      NOVI ERISTA                                 (12060164)

DI BIMBING OLEH :
Bpk. Drs. M. Damanik., M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
2013


TEORI FAKTOR

A.    Teori Kepribadian Eysenck : Struktur Dimensi Kepribadian
v  Biografi dan Sejarah Hans Eysenck

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTL14uOW8c4JoPX9OWLMrZfKMtrgI5LmwQjxf0e4hhzowAhlBYV
Hans Eysenck lahir di Jerman pada tanggal 4 Maret 1916. Ayahnya adalah seorang aktor dan bercerai dengan ibunya saat dia baru berusia 2 tahun. Eysenck kemudian dirawat oleh neneknya. Dia hidup bersama neneknya sampai usia 18 tahun, ketika nazi mulai berkuasa. Sebagai seorang simpatisan Yahudi, terang saja kehidupannya terancam.
Dia kemudian pindah ke Inggris guna melanjutkan pendidikanya. Dia menerima gelar doktor di bidang psikologi dari University of London tahun 1940. Selama Perang Dunia II, dia bekerja sebagai psikolog di bagian gawat darurat perang.
Keyakinan Eysenck terhadap kebutuhan pengukuran yang akurat menjadikannya melancarkan kritik keras terhadap teori psikoanalisis. Psikoanalisis tidak memberikan pengukuran yang akurat dan reliabel bagi konsep psikologis mereka. Hal ini diyakini Eysenck sebagai kegagalan serius. Dalam menyusun teori sifat, Eysenck mencoba menghindari masalah ini dengan menggunakan pengukuran perbedaan individu yang reliabel. Dia menekankan pada keharusan pengukuran sifat kepribadian yang memadai. Pengukuran itu merupakan keharusan untuk mendapatkan sebuah teori yang dapat diuji dan jika gagal, tidak disetujui. Pengukuran seperti ini juga diperlukan untuk mengidentifikasikan asumsi dasar-dasar biologis dari sifat.
Teori kepribadian Eysenck memiliki komponen biologis dan psikometris yang kuat. Namun ia yakin kalau kecanggihan psikometris saja tidak cukup untuk mengukur struktur kepribadian manusia dan bahwa dimensi kepribadian yang melewati analisis factor bersifat steril dan tak bermakna kecuali mereka memiliki eksistensi biologis.
Inti pandangan Eysenck dalam psikologi dapat dicari sumbernya pada keyakinannya bahwa pengukuran adalah fundamental dalam segala kemajuan ilmiah, dan bahwa lapangan psikologi sebelumnya orang belum pasti tentang “hal” apa yang sebenarnya diukur. Eysenck yakin bahwa taksonomi atau klasifikasi tingkah laku adalah langkah pertama yang menentukan dan bahwa analisis factor adalah alat yang paling memadai untuk mengejar tujuan ini.

1.      Definisi Kepribadian
Menurut Eysenck kepribadian adalah keseluruhan pola tingkahlaku aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan. Pola tingkahlaku itu berasal dan dikembangkan melalui interaksi fungsional dari empat sektor utama yang mengorganisir tingkahlaku; sektor kognitif (intelligence), sektor konatif (character), sektor afektif (temperament), sektor somatik (constitution).

2.      Struktur Kepribadian
Kepribadian menurut Eysenck memiliki empat tingkatan hirarkis, yaitu:
a.      Hirarki tertinggi
Type, yaitu organisasi di dalam individu yang lebih umum, lebih mencakup lagi. Type bersangkutan dengan general factor.
b.      Hirarki kedua
Trait, yaitu sementara habitual response yang paling berhubungan satu sama lain yang cenderung ada pada individu tertentu. Trait bersangkutan dengan group (common) factor.
c.       Hirarki ketiga
Habitual response , mempunyai corak yang lebih umum daripada specific response, yaitu respone-respone yang berulang-ulang terjadi kalau individu menghadapi kondisi atau situasi yang sejenis.
d.      Hirarki Terendah
Spesific Response, tingkah laku yang dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.

Pandangan Eysenck
Pandangan Eysenck berhubungan dengan Hipocrates dan Gallen yang membagi empat tipe kepribadian dasar :
§      Tinggi N dan Rendah E   :           tipe Melankolis
§      Tinggi N dan Tinggi E     :           tipe Koleris
§      Rendah N dan Tinggi E   :           tipe Sanguinis
§      Rendah N dan Rendah E             :           tipe Plegmatis

Ada tiga dimensi kepribadian menurut Eysenk, yaitu
Ø  Ekstraversion (E)
Ø  Neuroticism (N)
Ø  Psikoticism (P)
Menurutnya nuerotisme dan psikotisme itu bukan sifat patologis. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat bipolar;
Ø  Ektraversion – Introversion
Ø  Neuroticism - Emosional Stability
Ø  Psychoticism - Impulse Control

Dan orang yang memiliki skor tinggi pada tiga dimensi tersebut memiliki kecenderungan melakukan kriminalitas. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang berada ditengah-tengah polarisasi. Masing-masing dimensi saling bertentangan dan merupakan tipe dari kumpulan 9 trait, jadi semuanya ada 27 trait.

Ø  Ekstraversion (E)
Trait Ektraversion
Trait Introversion
sociable, lively, active, assertive, sensation seeking, carefree, dominance, surgent, ventureso
Tidak sosial, pasif, ragu, pendiam, banyak pikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut, tertutup, damai, tenang, dan terkontrol

Penyebab utama perbedaan antara ekstraversion dan introversion adalah tingkat keterangsangan korteks (CAL = Cortical Arousal Level), kondisi fisiologis yang sebagian besar bersifat keturunan. CAL rendah artinya korteks tidak peka, reaksinya lemah. Sebaliknya CAL tinggi, korteks mudah terangsang untuk bereaksi.


Ektraversion
Introversion
CAL-nya rendah
CAL-nya tinggi
Membutuhkan banyak ransangan untuk megaktifkan korteksnya
Membutuhkan sedikit ransangan untuk mengaktifkan korteksnya
Suka ikut berpartisipasi dalam berbagai aktivitas
Menarik diri, menghindari situasi ramai, situasi yang menyebabkan ketegangan terlalu tinggi, aktifitas yang menantang, memimpin suatu perkumpulan, dan melakukan keisengan.

Ø  Neuroticism (N)
Trait dari neurotisisme adalah: anxious, depressed, guild feeling, low self esteem, tension, irrational, shy, moody, emotional. Dasar biologis dari neuroticism adalah kepekaan reaksi sistem syaraf otonom (ANS = Autonomic Nervous System). Orang yang kepekaan ANS-nya tinggi, pada kondisi lingkungan wajar sekalipun sudah merespon secara emosional jadi gampang mengalami gangguan neurotik. Neurotisisme dan ekstraversi bisa digabung dalam hubungan CAL dan ANS, dan dalam bentuk garis absis ordinat. Kedudukan setiap orang pada bidang dua dimensi itu tergantung kepada tingkat ekstraversi dan neurotisismenya.

Subyek
Dimensi
CAL
ANS
Simptom
(A)
Introver-Neurotik
Tinggi
Tinggi
Gangguan psikis tingkat pertama
(B)
Ekstraver-Neurotik
Rendah
Tinggi
Gangguan psikis tingkat kedua
(C)
Introver-Stabilita
Tinggi
Rendah
Normal introvers
(D)
Ekstravers-Stabilitas
Rendah
Rendah
Normal ekstravers

Keterangan :
ü  A adalah orang introvert-neurotik (ekstrim introvers dan ekstrim neurotisisme). Orang itu cenderung memiliki simpton-simpton kecemasan, depresi, fobia, dan obsesif-kompulsif, disebut mengidap gangguan psikis tingkat pertama (disorders of the first kind).
ü  B adalah orang ekstravers-neurotik. Orang itu cenderung psikopatik, kriminal, atau mengidap gangguan psikis tingkat kedua (disorders of the second kind).
ü  C adalah orang normal yang introvers; tenang, berpikir mendalam, dapat dipercaya.
ü  D adalah orang yang normal-ekstravers; riang, responsif, senang bicara/bergaul.

Ø  Psychoticism (P)

Skor Psychoticism Tinggi
Skor Psychoticism Rendah
egosentris, dingin, tidak mudah menyesuaikan diri, impulsive, kejam, agresif, curiga, psikopatik dan anti social
baik hati, hangat, penuh perhaitan, akrab, tenang, sangat sosial,empatik, kooperatif, dan sabar

Seperti ekstraversion dan neuroticism, psychoticism mempunyai unsur genetik yang besar. Secara keseluruhan tiga dimensi kepribadian itu 75% bersifat herediter, dan hanya 25% yang menjadi fungsi lingkungan. Dan pria memilki skor yang leboh besar dibanding wanita dalam dimensi psikotisme karena hormon progesteron pria lebih besar daripada wanita.

B.     Teori Raymond B. Cattel : Sifat-Sifat Kepribadian
v  Riwayat Hidup Raymond B. Cattel

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSPhjFr2_MAKcJfLQJ4YHxZ0s7fh3pxbuxALsxMT7q0VkoIjjIp6Q

Cattel dilahirkan di kota Staffordshire, inggris, pada tahun  1905 dan menerima pendidikan sampai selesai di inggris. Ia mempeoleh gelar B.Sc. dari universitas London pada tahun 1924 dan selanjutnya Ph.D dalam psikologi pada tahun 1929, juga dari universitas London.

Tahun 1928-1931menjadi lekor pada university college of south west, Exeter, Inggris. Tahun 1932-1937 direktur City Psycological Clinic di Leicester, Inggris. Tahun 1937 dianugerahi gelar D.Sc. oleh Universitas London, berkat jasa-jasanya dalam research mengenai kepribadian.
1.      Pokok-Pokok Teori Cattel

a.      Trait (sifat)
Trait (sifat) adalah pengertian yang paling poko dalam pendapat cattel. Menurut cattel “trait” adalah suatu “struktur mental”, suatu kesimpulan yang diambil dari tingkah laku yang dapat diamati, untuk menunjukkan keajengan dan ketepatan dalam tingkah laku itu. Pencandraan cattel mengenai trait dapat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Menurut kepemilikan (Common trait and unique trait)
ü  Common trait
Trait umum (sifat yg dimiliki oleh semua individu atau setidaknya oleh sekelompok individu yang hidup dalam lingkungan sosial yang sama) misal : inteligensi, introversi, gregariousness (suka berteman)
ü  Unique trait
Trait khusus (dimiliki oleh masing-masing  individu, khas, tidak dapat ditemukan pada individu lain dalam bentuk yang demikian).
2.      Menurut kedalamannya (Surface and source trait)
ü  Surface trait
a)      kelompok variabel yang nampak
b)      Serangkaian karakteristik kepribadian yang berhubungan dengan yang lain tetapi tidak membentuk satu faktor karena tidak ditentukan oleh satu sumber yang sama
c)      Surface Trait merupakan hasil interaksi dari sifat asal (Source Trait)
d)     Bagi orang lain, surface trait lebih berarti dan diakui daripada Source Trait, karena dapat langsung disaksikan dari observasi yang sederhana. Namun sebenarnya Source Traitlah yg mendasari tingkah laku
ü  Source trait
a)      variabel yang mendasari berbagai manifestasi yg nampak (sifat asal)
b)      Komponen dasar kepribadian (faktor/trait) diidentifikasi memakai analisis factor
§      Constitutional trait
berasal dari kondisi internal indvidu (tidak selalu bawaan merupakan proses fisiologis)
Contoh: penggunaan alkohol akan mempengaruhi perilaku individu seperti menjadi sembrono, banyak bicara, mengeluarkan kata-kata cercaan
§      Environmental-mold trait:
berasal dari pengaruh lingkungan fisik & social
contoh : trait individu yang hidup di lingkungan militer dan individu di lingkungan kesenian.
3.      Menurut modalitas ekspresi
ü  Dynamic Trait
apabila ekspresi sifat tersebut berhubungan dengan perbuatan untuk mencapai sesuatu tujuan. motivasi atau pendorong tingkah laku.
contoh : dorongan, minat, dan ambisi menguasai sesuatu.
ü  Ability Trait
apabila ekspresi sifat tersebut berhubungan dengan efektif tidaknya individu dalam mencapai tujuan tersebut. Sifat-sifat yang menentukan keefektifan individu dalam mencapai tujuan (sifat abilitas / kemampuan)
contoh : Inteligensi
ü  Temperament Trait
apabila ekspresi sifat tersebut berhubungan dengan aspek konstitusional, seperti : energi, kecepatan, reaktivitas, emosional, dsb. General style dan irama  perilaku.
Contoh : ketenangan/ kegugupan, keberanian, santai, mudah ter-provokasi

b.      Erg
Erg adalah disposisi kepribadian yag dibawa sejak lahir, yang terdirir dari iga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif, yang ketiga-tiganya mendasari variasi kepribadian.

c.       Metaerg
Kalau dikatakan secara ringkas, metaerg adalah environmental-mode,dynamic, source trait. Jadi metaerg ini bersesuaian dengan erg, hanya saja metaerg ini bukan determinant konstituional, melainkan adalah hasil dari factor-fakor pengalaman atau sosiokultural
Jelasnya, kalau erg itu telah dibawa sejak lahir maka metaerg itu erbentuk dalam perkembangan individu. Yang termasuk dalam meaergini adalah segala dorongan yang diasalkan (dijabarkan).


d.      Pengertian “subsidization”
Dalam istilah cattel dikatakan sesuatu sifat subsider atau instrumental terhadap sifat lain dalam pencapaian suatu tujuan. Jadi, untuk memahami saling hubungan antara sifat-sifat tersebut harus disangkutkan denga sesuatu tujuan tertentu (yang akan dicapai) yang merupakan puncak daripada susunan hierarkis itu

e.       Self
Jika dikatakan secacra sederhana, fungsi self ini adalah mengintegrasikan segala komponen kepribadian, sehingga kepribadian merupakan suatu unitas. Sebagian dari araf integrasi ini terjadi sebagai hasil daripada pengalaman dan pendidikan

f.       Specification equation
Cattel telah memberitahukan kearah mana seharusnya orang bergerak dalam penyelidikan mengenani tingkah laku. Tiap orang telah mengetahui bahwa tingkah laku merupakan hasil dari factor yang berasal dari dalam (dorongan, kebutuhan, dsb) dan pengaruh luar (lingkungan, situasi, dsb), namun orang tidak tahu adalah bagaimana menentukan factor-faktor tersebut dan bagaimana mengukurnya.

C.    Perkembangan Kepribadian

Dalam membahas masalah perkembangan kepribadian, Cattel banyak mengambil bahan-bahan dari psikoanalisis dan dari psikologi belajar.
a.      Prinsip-prinsip belajar
Perkembangan sebagai proses belajar oleh cattel digambarkan melewati serangkaian titik-titik yang merupakan kejadian sebagai penjelmaan dari pola-pola tingkah laku yang didorong oleh erg. Apabila ada pola penyesuaiannya (sebagai fakor endogen) bertemu dengan keadaan lingkungan yang berpengaruh terhadap pola penyesuaian tersebut (eksogen), maka tentulah menimbulkan hasil atau akibat dalam kepribadian, yang berwujud perubahan atau perkembangan. Perubaan-perubahan inilah yang merupakan titik-titik yang dilalui individu dalam jalan perkembangannya, yang oleh catel disebut dynamic cross road.
Adapun titik-titik atau dynamic cross road yang dilalui individu dalam perkembangannya itu adalah sebagai berikut :
a.       Dynamis cross road pertama
Terjadi apabila individu memulai usaha utuk mendapatkan pemuasan bagi sesuatu erg tertentu.
Akibat dari usaha ini ada 4 macam kemungkinan,  yaitu :
ü  Individu mungkin mendapatkan pemuasan berkat adanya pola tingkah laku yang dibawa sejak lahir
ü  Individu mungkin gagal mendapatkan pemuasan karena kurang efektifnya pola-pola response perceptual dan motoris yang dibawa sejak lahir untuk mengadapi factor-fakrot lingkungan yang ada waktu itu
ü  Pola yang berdasar erg itu mungkin dimodifikasikan dengan mengaktifkan erg lain yang tadinya subside terhadap erg yang disisihkan itu
ü  Individu mungkin gagal dalam mencapai tujuan karena adanya sesuatu halangan atau barrier walaupun jalan kerah tujuan itu bagiannya cukup jelas.

b.      Dynamic cross road kedua
Dynamic cross road yang kedua mulai pada keadaan kemungkinan keempat sebagaimana digambarkan diatas.
Pada waktu individu dihadapkan pada rintangan maka jalan yang terbuka baginya adalah :
ü  Meningkatkan aktifitas yang menuju pemanasan
ü  Marah yang dapat mengatasi rintangan dan selanjutnya menuju ke pemanasan
ü  Marah yang membuktika kegagalan dalan  menghadapi rintangan

c.       Dynamic cross road ketiga
Mulai apabila individu bereaksi dengan kemarahan terhadap suatu rintangan namun tak dapat mengatasinya.
Pada titik ini ada 4 kemungkinan response, yaitu :

ü  Putus asa atau menyerah
ü  Takut dan menarik diri
ü  Tetap pada agresinya yang tak  efektif
ü  Lari kedalam fantasi atau pemuasan secara khayal

d.      Dynamic cross road keempat
Individu meninggalkan erg yang bersangkutan dan ini berarti berpindah dari bentuk penyesuaian yang terutama bersifat lahiriah (dapat diamati) ke bentuk penyesuaian yang terutama bersifat batiniah ( hanya dapa disimpulkan), cattel mengganggap bahwa kecepatan merupakan factor kunci dalam menolak atau menghentikan erg, dan selanjutnya perkembangan kecemasan sangat erat hubugannya dengan response ketakutan yang menjadi cirri daripada bentuk response kedua pada dynamis cross road yang ketiga.
Dalam menghadapi perlunya meninggalkan kecenderungan karena  erg (mencemaskan individu) itu terbuka 4 kemungkinan jalan bagi individu, yaitu :
ü  Dia mungkin menekan erg itu, atinya dengan sukarela meniadakan dan menolak berbuat sesuai dengan impuls-impulsnya
ü  Dia mungkin menekan erg itu tetapi dengan terpaksa, jadi dengan terpaksa hal yang tidak dapat diterima itu  dikeluarkan dari kesadaran
ü  Dia mungkin dengan sadar mensublimasikan erg itu, jadi dia berusaha dengan sadar membuat tujuan yang dapat diterima
ü  Dia mungkin tetap pada tingkahlakunya yang non adapitif, atau bahkan dia berbuat kejahatan atau menempatankan tujuan lainyang tidak dapat diterima oleh masyarakat

e.       Dynamic cross road kelima
Berawal pada keadaan dimana individu melakukan penekanan. Dalam keadaan ini terbuka 4 kemungkinan bagi individu yaitu :
ü  Dia mungkin membentuk fantasi-fantasi tak sadar yang kadag-kadang disadari
ü  Mungkin dia melakukan penekanan yang berasil, dimana impuls-impuls dapat tetap ditetapkan dalam ketidaksadaran
ü  Mungkin tejadi penekanan yang tidak stabil dimana impuls-impuls tidak selalu dapat ditempatkan dalam ketidaksadaran, dengan akibat-akibat tertentu terhadap tingkah laku individu
ü  Mungkin terjadi sublimasi yang tidak disengaja atau tidak disadari



f.       Dynamic cross road keenam
Bermula pada keadaan penekanan yang tidak stabil. Jadi disini penekanan itu tidak dapat sepenuhnya berhasil, sehingga individu perlu melakukan usaha-usaha tambahan untuk mempertahankan supaya impuls-impulsnya itu tetap dalam ketidaksadaran. Dalam keadaan ini maka cattel menunjukkan adaya 10 jalan (kemungkinan) yang tidak dapat ditempuh oleh individu itu, jalan tersebut adalah bentuk mekanisme pertahanan, yaitu :
ü  Fantasi

ü  Pembentukan reaksi                    
ü  Proyeksi
ü  Rasionalisasi
ü  Penekanan lebih lanjut
ü  Pembatasan ego
ü  Regresi
ü  Pengalihan dengan pembentukan symptom
ü  Lain-lain pembentukan symptom
ü  Lain-lain bentuk mekanisme pertahanan


   D.    Peranan Faktor-Faktor Sosio-Kultural

Rangka pemikiran yang digunaka untuk membahasan kehidupan social manusia. Cattel mempergunakan istilah syntality untuk kelompok . jadi tugas seorang ahli psikologi yang bermaksud memeplajari kepribadian dalam hubungan denga factor-faktor sosio cultural adalah membuat pencandraan mengenai syntality bebagai kelompok yang mempengaruhi kepribadian individu yang sedang dipelajari. Hanya dapat membuat dengan representasi yang memadai mengenai interaksi antara dua hal itu.
Analisis factor dapat digunakan dalam pembuatan pencandraan mengenai kekpribadian individu, analisis factor dapat digunakan dalam pencandraan mengenai syntality kelompok-kelopmpok dalam masyarakat
Menurut Cattel perkembangan individu sangat terpengaruh oleh freudianisme.terlihat jelas ketika erg tertentu berfungsi, sehingga menimbulkan kebutuhan untuk memuaskannya. Dan individu akan berusaha untuk memuaskan kebutuhan dengan cara-cara tertentu.jadi dengan ini maka akan didapatkannya kecakapan-kecakapan baru untuk memenuhi kebutuhan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
1.      Allport, G.W. 1950. Personality : A Psychological Interpretation. New York : Holt
2.      Burt, C.L. 1941. The Factors of The Mind. New York : Mc. Millan
3.      Cattel, R.B. 1946. Description and Measurement of Personality. New York : World Book Co
4.      Eysenck, R.B. 1953. The Structure of Human Personality. New York : Wiley
5.      Guilford, J.P. 1954. Psychometric Methods, 2nd. New York : Mc. Graw-Hill
6.      Lindzey,Gardner, dan Calvin S. Hall. 1985. Introduction to Theories of Personality. Singapore: John Wiley & Sons, Inc.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TEORI FAKTOR (Psikologi Kepribadian)"

Posting Komentar