KESEHATAN MENTAL DALAM KONSELING

MAKALAH
PSIKOLOGI KONSELING
Tentang
KESEHATAN MENTAL DALAM KONSELING


DISUSUN OLEH :
BK/012/E
KELOMPOK VII
MAIZA SULASTRI              (12060157)
NOVI ERISTA                      (12060164)
RAHMAH TUSA’DIAH      (12060170)
SILVIA PUTRIENI              (12060172)
SHINTA GOLVIA                (12060175)

DI BIMBING OLEH :
Alfaiz.,S.Psi.I.,M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG

2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Beberapa tingkah laku masyarakat yang beraneka ragam mendorong para ahli Ilmu Psikologi untuk menyelidiki apa penyebab perbedaan tingkah laku orang-orang dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, juga menyelidiki penyebab seseorang tidak mampu memperoleh ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Usaha ini kemudian melahirkan satu cabang termuda dari ilmu Psikologi, yaitu Kesehatan mental (Mental Hygiene) (Yusak Burhanuddin, 1999: 10).
Kesehatan mental, sebagai disiplin ilmu yang merupakan bagian dari psikologi agama, terus berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari masyarakat yang selalu membutuhkan solusi-solusi dari berbagai problema kehidupan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi belum mampu memenuhi kebutuhan ruhani, bahkan menambah permasalahan-permasalahan baru, seperti kecemasan dengan kemewahan hidup. Akibat lain adalah rasionalitas teknologi lebih diutamakan sehingga nilai kemanusiaan diabaikan. Demikian ungkap Sayyid Husain Nasr.
Pada bagian lain, berbagai persoalan hidup yang melanda bangsa Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan krisis multi dimensi di berbagai pelosok nusantara. Belum tuntas permasalahan ekonomi, muncul konflik berbau Sara, baru saja meredam pertikaian tersebut, bangsa kita dilanda berbagai bencana, semakin memperbukuk kondisi mental bangsa ini. Menurut Sururin persoalan kesehatan mental perlu perhatian serius semenjak adanya asumsi bahwa 2% bangsa Indonesia terganggu jiwanya.
Di samping itu, adanya perhatian manusia yang besar terhadap kesejahteraan hidupnya, serta adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya dilakukan pembinaan kesejahteraan hidup bersama ikut mempercepat perkembangan ilmu kesehatan mental.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah itu Kesehatan Mental (Hygiene Mental) itu?
2.      Apakah karakteristik dari Kesehatan Mental (Hygiene Mental) itu??
3.      Apasaja faktor yang mempengaruhi Kesehatan Mental (Hygiene Mental) ??

C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apakah itu Kesehatan Mental (Hygiene Mental)
2.      Untuk mengetahui apasajakah karakteristik dari Kesehatan Mental (Hygiene Mental)
3.      Untuk mengetahui faktor apasaja yang mempengaruhi Kesehatan Mental (Hygiene Mental)













BAB II
PEMBAHASAN

KESEHATAN MENTAL (HYGIENE MENTAL) DALAM KONSELING

A.    Pengertian Kesehatan Mental
Secara Etimologis dan Terminologis Secara etimologis, kata “mental” berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau “mentis” artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu kesehatan mental) (Yusak Burhanuddin, 1999: 9).
Menurut Kartini Kartono dan Jenny Andary dalam Yusak (1999: 9-10), ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, yang bertujuan mencegah timbulnya gangguan/penyakit mental dan gangguan emosi, dan berusaha mengurangi atau menyembuhkan penyakit mental, serta memajukan kesehatan jiwa rakyat.
Sebagaimana seorang dokter harus mengetahui faktor-faktor penyebab dan gejala-gejala penyakit yang diderita pasiennya. Sehingga memudahkan dokter untuk mendeteksi penyakit dan menentukan obat yang tepat. Definisi mereka berdua menunjukan bahwa kondisi mental yang sakit pada masyarakat dapat disembuhkan apabila mengetahui terlebih dulu hal-hal yang mempengaruhi kesehatan mental tersebut melalui pendekatan hygiene mental.
Dalam perjalanan sejarahnya, pengertian kesehatan mental mengalami perkembangan sebagai berikut :
1.      Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose)
Berbagai kalangan psikiatri (kedokteran jiwa) menyambut baik definisi ini. Seseorang dikatakan bermental sehat bila terhindar dari gangguan atau penyakit jiwa, yaitu adanya perasaan cemas tanpa diketahui sebabnya, malas, hilangnya kegairahan bekerja pada diri seseorang dan bila gejala ini meningkat akan menyebabkan penyakit anxiety, neurasthenia dan hysteria. Adapun orang yang sakit jiwa biasanya akan memiliki pandangan berbeda dengan orang lain inilah yang dikenal dengan orang gila.
2.      Kesehatan mental adalah: kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat sera lingkungan tempat ia hidup.
Definisi ini lebih luas dan bersifat umum  karena berhubungan dengan kehidupan manusia pada umumnya. Menurut definisi ini seseorang dikatakan bermental sehat bila dia menguasai dirinya sehingga terhindar dari tekanan-tekanan perasaan atau hal-hal yang menyebabkan frustasi. Orang yang mampu menyesuaikan diri akan merasakan kebahagiaan dalam hidup karena tidak diliputi dengan perasaan-perasaan cemas, gelisah, dan ketidakpuasan. Sebaliknya akan memiliki semangat yang tinggi dalam menjalani hidupnya.
Untuk dapat menyesuaikan diri dengan diri sendiri, harus lebih dahulu mengenal diri sendiri, menerima apa adanya, bertindak sesuai kemampuan dan kekurangan. Ini bukan berarti  harus mengabaikan orang lain. Dalam definisi ini orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dapat menguasai segala faktor dalam hidupnya, sehingga dapat menghindarkan diri dari tekanan-tekanan perasaan yang menimbulkan frustasi.
3.      Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.
Definisi ini lebih menekankan pada pengembangan dan pemanfaatan segala daya  dan pembawaan yang dibawa  sejak lahir, sehingga benar-benar membawa manfaat bagi orang lain dan dirinya sendiri. Dalam hal ini seseorang harus mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang dimilikinya dan jangan sampai ada bakat yang  tidak baik untuk tumbuh yang akan membawanya pada ketidakbahagiaan hidup, kegelisahan, dan pertentangan batin. Seseorang yang mengembangkan potensi yang ada untuk merugikan orang lain, mengurangi hak, ataupun menyakitinya, tidak dapat dikatakan memiliki mental yang sehat. Karena memanfaatkan potensi yang ada dalam dirinya untuk mengorbankan hak orang lain.
4.      Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem yang biasa terjadi, dan merasakan secara positif  kebahagiaan dan kemampuan dirinya.
Seseorang dikatakan memiliki mental sehat apabila terhindar dari gejala penyakit jiwa dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya. Kecemasan dan kegelisahan dalam diri seseorang lenyap bila fungsi jiwa di dalam dirinya seperti fikiran, perasaan, sikap, jiwa, pandangan, dan keyakinan hidup berjalan seiring sehingga menyebabkan adanya keharmonisan dalam dirinya. Keharmonisan antara fungsi jiwa dan tindakan dapat dicapai antara lain dengan  menjalankan ajaran agama dan berusaha menerapkan norma-norma sosial, hukum, dan moral.
Dengan demikian akan tercipta ketenangan batin yang menyebabkan timbulnya kebahagiaan di dalam dirinya. Definisi ini menunjukkan bahwa fungsi-fungsi jiwa seperti fikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan, harus saling menunjang dan bekerja sama sehingga menciptakan keharmonisan hidup, yang menjauhkan orang dari sifat ragu- ragu dan bimbang, serta terhindar dari rasa gelisah dan konflik batin.
Dapatlah dikatakan bahwa kesehatan mental (mental hygiens) adalah terhindarnya seseorang dari gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawanya pada kebahagiaan bersama, serta tercapainya keharmonisan jiwa dalam hidup.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang sehat mentalnya adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, maupun menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan yang bias, adanya keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan berbahagia serta dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin (Sururin,2004: 144).
Seseorang yang memiliki jiwa yang sehat apabila perasaan, pikiran, maupun fisiknya juga sehat. Jiwa (mental) yang sehat keselarasan kondisi fisik dan psikis seseorang akan terjaga. Ia tidak akan mengalami kegoncangan, kekacauan jiwa (stres), frustasi, atau penyakit-penyakit kejiwaan lainnya. Dengan kata lain orang yang memiliki kesehatan mental juga memiliki kecerdasan baik secara intelektual, emosional, maupun spiritualnya.

B.     Karakterisitik Mental yang Sehat
 Seorang ahli bijak pernah berkata: ”Kesehatan itu mahkota, tak bisa merasakannya kecuali orang sakit.” Nikmat sehat memang menjadi sangat mahal. Apalah artinya bergelimang kekayaan, rumah mewah dengan jabatan dan kekuasaan yang tinggi serta anak-anak yang tampan bila tidak disertai nikmat kesehatan. Karena itulah, semua manusia berlomba untuk mendapatkan nikmat sehat.
Di dalam hadis-hadisnya, Rasulullah SAW menjelaskan kesehatan dan kestabilan jiwa (mental) seseorang memiliki beberapa indikasi antara lain adanya rasa aman. Ini disebutkan dalam sabdanya: ”Siapa yang menyongsong pagi hari dengan perasaan aman terhadap lingkungan sekitar, kondisi tubuh yang sehat, serta adanya persediaan makanan untuk hari itu, maka seakan-akan dia telah memperoleh seluruh kenikmatan dunia.” (HR Tirmidzi).
Pada umumnya pribadi yang normal memiliki mental yang sehat. Demikian sebaliknya, bagi yang pribadinya abnormal cenderung memiliki mental yang tidak sehat (Yusak Baharuddin, 1999: 13). Orang yang bermental sehat adalah mereka yang memiliki ketenangan batin dan kesegaran jasmani. Untuk memahami jiwa yang sehat, dapat diketahui dari beberapa ciri seseorang yang memiliki mental yang sehat.
Dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1959 memberikan batasan mental yang sehat adalah sebagai berikut :
1.       Dapat menyesuaikan diri secara konstuktif pada kenyataan meskipun kenyataan itu buruk banginya
2.      Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya
3.      Merasa lebih puas memberi dari pada menerima
4.      Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas
5.      Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan saling memuaskan
6.      Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran dikemudian hari
7.      Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
8.      Mempunyai rasa kasih sayang yang besar
Kriteria tersebut disempurnakan dengan menambahkan satu elemen spiritual (agama). Sehingga kesehatan mental ini bukan sehat dari segi fisik, psikologik, dan sosial saja, melainkan juga sehat dalam arti spiritual. Dan tidak kalah pentingnya adalah mengetahui sekaligus memahami prinsip-prinsip dari kesehatan mental itu. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1.      Gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri (self image)
Prinsip ini dapat dicapai dengan penerimaan diri, keyakinan diri dan kepercayaan pada diri sendiri. Citra diri positif akan mewarnai pola hidup, sikap, cara pikir dan corak penghayatan, serta ragam perbuatan yang positif pula

2.      Keterpaduan antara Integrasi Diri
Adanya keseimbangan antara kekuatan-kekuatan jiwa dalam diri, kesatuan pandangan (falsafah) dalam hidup dan kesanggupan mengatasi stres (Sururin,2004: 146)
3.      Perwujudan Diri (aktualisasi diri)
Inilah proses pematangan diri, menurut Reiff orang yang sehat mentalnya adalah orang yang mampu mengaktualisasikan diri atau mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya, serta memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan cara yang baik dan memuaskan
4.      Mau menerima orang lain
Mampu melakukan aktifitas sosial dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal
5.      Berminat dalam tugas dan pekerjaan
Suka pada pekerjaan tertentu walaupun berat maka akan mudah dilakukan dibandingkan dengan pekerjaan yang kurang diminati
6.      Agama, cita-cita, dan falsafah hidup
Demi menggapai ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan
7.      Pengawasan diri
Hal ini dapat dilakukan terhadap keinginan-keinginan dari ego yang bersifat biologis murni. Sehingga dapat dikendalikan secara sehat dan terarah
8.      Rasa benar dan tanggung jawab
Ini penting bagi tingkah laku. Dengan demikian muncul rasa percaya diri dan bertanggung jawab penuh atas segala tindakan sehingga tidak menutup kemungkinan kesuksesan diri akan diraih.
Sedangkan karakteristik Mental Yang Sehat menurut Zakiyah Daradjat (1975) adalah sebagai berikut :
1.      Terhindar dari Gangguan Jiwa
Zakiyah Daradjat (1975) mengemukakan perbedaan antara gangguan jiwa (neurose) dengan penyakit jiwa (psikose), yaitu:
a.       Neurose masih mengetahui dan merasakan kesukarannya, sebaliknya yang kena psikose tidak. 
b.      Neurose kepribadiannya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan pada umumnya. Sedangkan yang kena psikose kepribadiaannya dari segala segi (tanggapan, perasaan/emosi, dan dorongan-dorongan) sangat terganggu, tidak ada integritas, dan ia hidup jauh dari alam kenyataan.
2.      Dapat menyesuaikan diri
Penyesuaian diri (self adjustment) merupakan proses untuk memperoleh/ memenuhi kebutuhan (needs satisfaction), dan mengatasi stres, konflik, frustasi, serta masalah-masalah tertentu dengan cara-cara tertentu. Seseorang dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang normal apabila dia mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahnya secara wajar, tidak merugikan diri sendiri dan lingkungannya, serta sesuai denagn norma agama.
3.      Memanfaatkan potensi semaksimal mungkin
Individu yang sehat mentalnya adalah yang mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya, dalam kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif bagi pengembangan kualitas dirinya. pemanfaatan itu seperti dalam kegiatan-kegiatan belajar (dirumah, sekolah atau dilingkungan masyarakat), bekerja, berorganisasi, pengembangan hobi, dan berolahraga.
4.      Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain
Orang yang sehat mentalnya menampilkan perilaku atau respon-responnya terhadap situasi dalam memenuhi kebutuhannya, memberikan dampak yang positif bagi dirinya dan atau orang lain. Dia mempunyai prinsip bahwa tidak mengorbankan hak orang lain demi kepentingan dirnya sendiri di atas kerugian orang lain. Segala aktivitasnya di tujukan untuk mencapai kebahagiaan bersama.

Adapun gangguan mental yang dijelaskan oleh (A. Scott, 1961) meliputi beberapa hal :
1.      Salah dalam penyesuaian sosial, orang yang mengalami gangguan mental perilakunya bertentangan dengan kelompok dimana dia ada.
2.      Ketidak bahagiaan secara subyektif
3.      Kegagalan beradaptasi dengan lingkungan
4.      Sebagian penderita gangguan mental menerima pengobatan psikiatris dirumah sakit, namun ada sebagian yang tidak mendapat pengobatan tersebut


Karakteristik pribadi yang sehat mentalnya juga dijelaskan pada tabel sebagai berikut (Syamsu Yusuf LN ; 1987).
ASPEK PRIBADI
KARAKTERISTIK
Fisik
ü  Perkembangannya normal.
ü  Berfungsi untuk melakukan tugas-tugasnya.
ü  Sehat, tidak sakit-sakitan.
Psikis
ü  Respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
ü  Memiliki Insight dan rasa humor.
ü  Memiliki respons emosional yang wajar.
ü  Mampu berpikir realistik dan objektif.
ü  Terhindar dari gangguan-gangguan psikologis.
ü  Bersifat kreatif dan inovatif.
ü  Bersifat terbuka dan fleksibel, tidak difensif.
ü  Memiliki perasaan bebas untuk memilih, menyatakan pendapat dan bertindak.
Sosial
ü  Memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang (affection) terhadap orang lain, serta senang untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan (sikap alturis).
ü  Mampu berhubungan dengan orang lain secara sehat, penuh cinta kasih dan persahabatan.
ü  Bersifat toleran dan mau menerima tanpa memandang kelas sosial, tingkat pendidikan, politik, agama, suku, ras, atau warna kulit.
Moral-Religius
ü  Beriman kepada Allah, dan taat mengamalkan ajaran-Nya.
ü  Jujur, amanah (bertanggung jawab), dan ikhlas dalam beramal.



Uraian diatas, menunjukan ciri-ciri mental yang sehat, sedangkan yang tidak sehat cirinya sebagai berikut :
  1. Perasaan tidak nyaman (inadequacy) 
  2. Perasaan tidak aman (insecurity) 
  3. Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence) 
  4. Kurang memahami diri (self-understanding) 
  5. Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial 
  6. Ketidakmatangan emosi 
  7. Kepribadiannya terganggu 
  8. Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf (thorpe, dalam schneiders, 1964;61).
Al-Ghazali, Ibnu Qayyim dan Najati berpendapat bahwa individu yang sehat mentalnya adalah individu yang mempunyai qalbun salim (hati bersih) yang mampu mewujudkan keharmonisan antara fungsi-fungsi jasmani dan rohani, mampu memenuhi kebutuhan keduanya dan menselaraskan dengan batasaan-batasan sesuai perintah Allah.

C.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dan Ciri-Ciri Mental Sehat

1.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mental Sehat

a.       Internal
1)      Faktor internal adalah yang berasal dari dalam diri seseorang, misalnya sifat pemarah, halus, talenta dibidang kesenian, dan sebagainya.
2)      Faktor keturunan juga cenderung memegang peran terhadap mental seseorang, misalnya intelektualitas, emosi dan potensi. Contoh intelektualitas: mampu menyelesaikan masalah dengan bijak.

b.      Eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang ada di luar diri manusia dan dapat mempengaruhi mental (cara berfikir dan cara berperasaan berdasarkan hati nuraninya). Misalnya pendidikan agama (keyakinan), status sosial, hukum, budaya, dan sistem pemerintahan. Lingkungan keluarga, masyarakat dan pekerjaan juga dapat mempengaruhi kesehatan mental baik secara positif maupun negatif.
Contoh positif : jika dalam keluarga terbiasa hidup teratur, maka dalam bekerja sehari-hari juga akan cenderung disiplin. Sebaliknya kebiasaan berbohong di rumah dapat mengarah ke perbuatan korupsi di kantor.

2.      Ciri-ciri Mental Sehat

Menurut pemahaman dari pakar agama, orang yang bermental sehat adalah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Jujur (sidik), yaitu orang yang setia, ikhlas, bertanggungjawab, terbuka dan tulus.
b.      Terpercaya (amanah), yaitu orang yang dapat dipercaya baik dalam bersikap, berbicara maupun dalam berbuat, jadi tidak munafik.
c.       Adil yaitu orang yang bisa melihat dan menempatkan permasalahan secara proporsional, obyektif, tidak pilih kasih.
d.      Konsisten (istiqomah), yaitu orang yang taat azas, berprinsip, sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh lingkungan.
e.       Dapat bekerja sama, yaitu orang yang dengan mudah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setelah dipaparkan beberapa pengertian seputar kesehatan mental, dapat diketahui bersama bahwa sebenarnya kesehatan mental selain sebagai salah satu cabang ilmu Psikologi termuda, juga berfungsi sebagai alat solusi dari beragam permasalahan kesehatan kejiwaan pada masyarakat. Melalui pendekatan Mental Hygiene inilah penyakit jiwa (mental) dapat terdeteksi dan ada harapan untuk disembuhkan.
Sedangkan menurut definisi umum, kesehatan mental adalah kondisi kejiwaan manusia yang harmonis yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan intelektual yang optimal dari seseorang serta perkembangan tersebut berjalan selaras dengan orang lain. Kesehatan jiwa juga merupakan perasaan sehat dan berbahagia mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positip terhadp diri sendiri dan orang lain.
Ciri-ciri sehat jiwa yakni menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan yang wajar, dapat berperan serta dalam lingkungan hidupnya, menerima baik yang ada pada dirinya dan mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya serta merasa nyaman bersama orang lain.

B.     Saran
Sebagai calon seorang konselor masa depan, hendaklah para caln konselor mengetahui apasajakah yang dimaksud dengan mental yang sehat dan seorang calon konselor masa depan juga harus memiliki mental yang sehat agar pada saat melakukan proses konseling memang bisa melakukan proses konseling secara efektif. Dan dengan seorang konselor mengetahui karakterisitik dari mental yang sehat, maka akan memudahkan konselor dalam memahami bagaimana kondisi jiwa dan mental si klien nya.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KESEHATAN MENTAL DALAM KONSELING"

Posting Komentar