Syair gulung adalah mereupakan salah satu kebudayaan asali dari masyarakat Melayu yang ada diKabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Di Ketapang Syair Gulung, sudah menjadi bagian daritradisi dalam melakukan hiburan rakyat. Walaupun pelantunya hingga sekarang masih didominasioleh kalangan orang-orang tua. Syair Gulung merambah luas dalam muatan pesannya yang sangathumanis dan elegan, tergantung mau dabawa dalam ranah apa dan menuju kesasaran siapa, semuamenjadi hak prerogatif sang penyair. Saya sendiri yang bersayair kuranglebih sudah sepuluh tahun, dari semasa saya berada dibangku sekolah Madrasah Tsanawitah Negeri Satu Ketapang, hinggamemeiliki jam terbang sewaktu Madarasah Aliyah Negeri satu Ketapang, dan kini setelahberkuliah masih sangat antusias dalam menampilkan Syair Gulung. Semua berjalan begitu saja, saya tidak belajar paduan suaranya ataupun berguru. Dengan keberanian diri untuk tampil dalamsetiap perlombaan dan terkadang hanya mendapat juara ketiga atau harapan, tidaklah menjadipematah semangat saya. Karena dari awalpun tidakalah terpikir bagi saya untuk mendapatkanhal-hal yang demikian. Jika di liahat dari kampung-kampuang perhuluan yang masih melestarikanSyair Gulung saya mendapai kebanyak mereka sudah tua dan uzur. Tapi semangat mereka sangatluar biasa. Bahkan ada yang sudah terbaring di temapat tidur karena lumpuh, masih saja dia tetapmemberikan karya karangannya untuk orang-orang yang akan tampil, Subhanallah. Sayapunterkadang binggung juga, di saat orang-orang banyak bergabung dalam ormas-oramas Melayu, tapi jangankan mau dan kenal dengan budaya Melayu. Keasliannya saja sebagai oarang keturunansuku Melayu saja masih dipertanyakan. akhirnya yang namapak adalah itu sebagai wahanmendulang masa saja. Lebih-lebih untuk kepentingan elit politik. Ini tentu tida bisa dibiarkan, sayapun berusaha untuk bagaiman cara kawan-kawan kaum muda Melayu Ketapang tetap dapandisuport dalam meminati pelestarian Syair Gulung ini. Saya katakan pada mereka;" Hari iniengkau bangg akan bapak dan ibu mu seorang Melayu, tapi kelak sudahkah engkau dapatmenceritakan tentang siapa diri mu kepada anak-anak dan cucu mu." Memang sungguh sangatmemprihatinkan, dengan arus perkembangan sarana komunikasi dan pergaulan yang mengikutitrendinya, ini tampa disadari jika tidak dilakukan kontrol dalam penyebarannya, telah mengancamkehidupan bedaya bangasa Melayu. Mengapa demikian, karena semakin tua suatu budaya, iahanya menjadi simpanan saja, untuk dikoleksi layaknya fosil purbakala. Nah ini janganlah samapaiterjadi pada kebudayaan masyarakat Melayu.>

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " "

Posting Komentar